Kamis, 04 November 2010

Pantai Selatan

Kepercayaan pra-ilmiah
Kemana perginya para ‘prajurit’ Kanjeng Rara Kidul itu, setelah mereka tewas tenggelam dan hilang? Jawabannya bisa mistis atau ilmiah. Selepas perairan pantai selatan Jawa, memang hanya ada hamparan samudra luas. Tidak ditemukan pulau atau daratan apapun hingga benua Antartika. Samudra selatan benar-benar dikuasai oleh kesunyian.
Berdasarkan rekaman sonar oleh kapal Umitaka Maru pada kedalaman 0 sampai 3000 m, sebuah ekspedisi yang dilakukan Jepang tahun 2004, dasar samudra yang menjadi kekuasaan sang ratu itu terdiri dari tebing-tebing terjal dan palung curam sedalam sekitar 3500 m. Letaknya mulai dari Parigi, Pangandaran sampai Cilacap. Bahkan ditemukan gunung laut menonjol hingga hampir mencuat ke permukaan laut, sekitar 222 km dari Cilacap. Gunung laut itu ditemukan di kedalaman 3000 m dengan tinggi gunung sekitar 1500 m. Yang ‘agak datar’ cuma di sekitar perairan sekitar Ujung Genteng, Pelabuhan Ratu (Jawa Barat) dan Cilacap. “Namun kondisi itu bisa berubah karena adanya gempa”, kata peneliti ITB, Totok Hestirianto.
Jadi wajar saja, setiap orang yang hanyut di samudra selatan itu, menghilang dibawa hantaman gelombang ombak besar, di belantara perbukitan dasar laut. Pada masa silam, sebelum orang mengenal oseanografi, mereka yang hanyut itu dianggap pergi ke keraton sang ratu.  Inilah yang menjadi mitos ratusan tahun berakar pada masyarakat yang sulit dihilangkan, seperti ombak menyapu istana pasir.
Mitos itu bukan klenik atau takhayul tanpa nalar, tapi jawaban pra-ilmiah terhadap pertanyaan ilmiah, seperti yang didefinisikan Barclay. Mitos menjadi salah karena tidak pernah terjadi sungguh-sungguh dan mitos menjadi benar karena nyata-nyata hidup dalam diantara masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar